Kegiatan promosi produk dengan kesehatan jadi salah satu aktivitas yang dipantau secara intensif oleh BPOM. Kebenaran informasi yang disampaikan saat promosi jadi perhatian khusus BPOM untuk mencegah terjadinya misinformasi akibat penggunaan produk.
Tak perlu khawatir karena BPOM sudah memberikan do’s & don’t saat melakukan promosi obat bahan alam dan suplemen kesehatan yang bisa digunakan sebagai patokan oleh Seller. Pastikan Seller mengikuti do’s & don’t promosi obat bahan alam dan suplemen kesehatan yang sudah ditetapkan BPOM berikut agar tidak memberikan informasi yang salah pada customer.
Do’s Promosi Obat Bahan Alam dan Suplemen Kesehatan
Saat melakukan promosi obat bahan alam dan suplemen kesehatan, BPOM mewajibkan Seller mencantumkan informasi:
-
Nama Produk
-
Nama Pemilik Nomor Izin Edar
-
Nomor Izin Edar
Selain itu, Seller juga bisa mencantumkan beberapa informasi lain selama melakukan promosi, seperti:
-
Klaim produk yang sudah disetujui BPOM
-
Manfaat kandungan tertentu yang sesuai sesuai dengan klaim dan dan tidak menyembunyikan komposisi produk secara keseluruhan
-
Klaim prestasi atau pencapaian produk, seperti nomor 1 atau top brand (Jika ada data valid)
-
Sertifikasi GMP (Selama ada pendukung)
-
Istilah ilmiah dan data uji klinis (Jika didukung dengan data akurat)
-
Testimoni yang dilengkapi surat pernyataan telah menggunakan produk
-
Boleh menggunakan atribut laboratorium hanya jika ada logo perusahaan atau menggambarkan proses di pabrik
Don’t Promosi Obat Bahan Alam dan Suplemen Kesehatan
BPOM juga melarang Seller mencantumkan informasi saat promosi yang bisa mengakibatkan misinformasi, diantaranya:
- Penggunaan kata:
- Aman
- Bebas risiko
- Bebas dari efek samping
- Instant
- Cepat - Overclaim
- Menjanjikan kesembuhan
- Memberi kesan bahwa produk dapat:
- Membuat umur panjang
- Awet muda
- Kecantikan
- Mencegah penuaan. - Diperankan dan memuat pernyataan, anjuran, rekomendasi, maupun atribut dari tenaga kesehatan dan laboratorium
- Membandingkan dengan produk lain. Baik menyebut merek secara jelas atau kiasan
- Mendorong penggunaan berlebihan lewat penggambaran rasa produk (Menggunakan kata, seperti: segar, nikmat, lezat, dan enak)
- Memberi kesan produk bisa menggantikan fungsi buah dan sayuran